Minggu, 26 Oktober 2014

Nasib Sang Fajar

Aku tak banyak paham tentangmu,
tentang kisah kelahiranmu
aku dengar kau lahir dari rasa sakit hati yang dalam
itu saja.


Pertama aku dipangkuanmu
kau masih belajar menata langkah bersandar pada semangat yang membara-bara
tapi tidak sekarang!
Wajah murung selalu disana

Bahteramu lapuk hampir tak bertenaga padahal usiamu masih belia
Matamu takut menatap malam padahal malam menyimpan jawaban rindu yang tak mampu kau tahan
Kakimu takut melankah jauh padahal diseberang sana masih banyak rahasia yang tak kau tahu.
Maaf..... aku lupa. Ini bukan salahmu!

15 Oktober 2014
* Realita dibalik cahaya
Peje

Hadiah fana

Timang-timang aib ku pangku
gugur baik ulah nakal ku pacu
melipat lidah tak berpenghulu
terkubur dosa teriris sembilu


jemari tangan sedikit budi
otak ku tenggelam pada jurang duniawi
kaki ku melata puaskan diri
indah kurasa meski dosa balut diri

dekat jalan limbah neraka
jauh mata tak menyapa surga
hawatir rasa sepetak siksa
haturkan sujut taubat sebagai tanda

maha rahman mohon ampunkan
maha rahim mohon mudahkan
sang pemilik waktu jauhkan sesatku
sang pemilik bahagia indahkan wafatku

FR 21-10-14

Pembalut Sisa

Bungkusan
Buka
Ambil Satu
Pasang


Penuh
Lepas
Gulung
Bungkus
Buang.....

Jangan di Bakar !!!!!

Malang 241014
Edisi Ngawur
Wisnoe

SANG PUNGGAWA

Ayah
Bunda
Adek-adek tersayng
Sahabatku yang di sana

Aku bagaikan kapas yg di terbangkan oleh sang punggawa
Aku di telanjangi oleh jawaban sang pajar
Aku di berikan ilmu oleh sang senja
di berikan nasehat oleh sang pujanga,
Mereka diam tapi bagaikan duri yang menusuk kaki
pujanga sunyi bagikan bunga mawar
senja murung bukan berarti bodoh
di saat sang senja bagun daari murungnya
bagikan macan yg menerkam,
Detik demi detik
menin demi menit
jam demi jam
sang punggawa memberiku bebas bak burung terbang di atas.

Ikhsan cyntink
23/10/2014